OMEGA-3 VS LEMAK TRANS
CULTURE

TUBUH DAN PIKIRAN – FAKTA TENTANG LEMAK OMEGA-3 DAN LEMAK TRANS
Komunitas medis semakin banyak menemukan pentingnya asam lemak Omega-3 bagi kesehatan kita. Omega-3 dapat menurunkan kadar trigliserida, meningkatkan kolesterol HDL, membantu mengurangi peradangan dan pembekuan darah, serta menjaga kesehatan pembuluh darah. Kekurangan asam lemak Omega-3 juga dikaitkan dengan ADHD/ADD, berbagai gangguan belajar, gangguan perilaku, dan gangguan autisme.
Tanda-tanda ketidakseimbangan Omega-3 meliputi:
Kulit kering Ketombe Sering buang air kecil Iritabilitas Gangguan perhatian Kuku lunak Kulit kasar Alergi Kekebalan tubuh menurun Kelemahan KelelahanRambut kering, sulit diatur Haus berlebihan Kuku rapuh, mudah patah Hiperaktivitas “Kulit ayam” di bagian belakang lengan Mata kering Masalah belajar Luka sulit sembuh Infeksi sering terjadi Pucat di pipi Kulit pecah-pecah di tumit atau ujung jari
Secara umum, para profesional kesehatan merekomendasikan konsumsi lemak sekitar 25-30% dari total kalori harian. Selain itu, disarankan untuk:
Menghindari lemak hewani (jenuh)
Menghilangkan lemak trans (lemak terhidrogenasi atau sebagian terhidrogenasi)
Menghindari sebagian besar minyak nabati karena mengandung asam lemak Omega-6 (jagung, safflower, bunga matahari)
Meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh tunggal (minyak biji rami segar, minyak zaitun extra virgin, minyak canola yang dipres dingin) dan makanan yang mengandung kadar Omega-3 tinggi (sayuran hijau, biji rami, daging buruan liar).
Mengonsumsi suplemen Omega-3 (minyak ikan atau minyak biji rami) dan mungkin GLA (minyak primrose atau borage). Jika melakukan ini, Anda juga harus mengonsumsi suplemen Vitamin E.
Mengonsumsi suplemen vitamin untuk memastikan tubuh dapat memproses asam lemak dengan baik.
Mengonsumsi antioksidan seperti Vitamin C dan E untuk mencegah kerusakan asam lemak yang rapuh oleh radikal bebas.
Sayangnya, kebanyakan dari kita mengonsumsi lebih dari 30% lemak dalam pola makan Barat. Beberapa bahkan mengonsumsi hingga 60-70%. Selain itu, banyak orang mengonsumsi lemak trans dalam jumlah besar melalui makanan olahan. Lemak trans digunakan oleh produsen makanan karena masa simpannya yang panjang. Lemak ini ditemukan dalam kue, muffin, kerupuk, donat, roti, margarin, mayones, dan berbagai makanan gorengan serta makanan olahan lainnya.
Karena lemak trans dapat terintegrasi ke dalam struktur otak, lemak ini sangat berbahaya bagi ibu hamil dan anak-anak yang sedang tumbuh. Tingginya tingkat gangguan perilaku dan belajar pada anak-anak mungkin terkait dengan pola hidup modern yang meningkatkan konsumsi makanan gorengan dan olahan. Banyak orang yang sadar kesehatan, dalam upaya keras mereka menghindari lemak jenuh, justru mengekspos diri mereka pada risiko kesehatan yang lebih besar dengan mengonsumsi diet rendah lemak yang menggunakan lemak trans sebagai pengganti. Lebih baik mengonsumsi mentega yang mengandung lemak jenuh daripada margarin yang penuh dengan lemak trans. Lemak trans mempercepat pengerasan arteri Anda.
Kesimpulan
Jika Anda ingin menjaga otak, jantung, dan pembuluh darah Anda, pastikan untuk mengonsumsi cukup Omega-3, kurangi lemak jenuh, tetapi hindari lemak trans dengan segala cara. Berhati-hatilah agar Anda tidak secara tidak sengaja merugikan diri sendiri dengan mengonsumsi lemak trans dalam upaya mengejar diet rendah lemak. Efek merugikan lemak trans lebih buruk daripada lemak jenuh. Periksa apakah Anda atau anak Anda mengalami ketidakseimbangan lemak Omega-3. Jika anak Anda mengalami hiperaktivitas, kurang perhatian, atau gangguan belajar, suplemen dengan minyak Omega-3 dapat membantu mengurangi kebutuhan akan obat-obatan.


Layanan Konsultasi (Berbayar)
Bicaralah dengan Kami
